Menurut Bank of America Merrill Lynch, setidaknya total $14.5 miliar telah ditarik dari dana saham AS pada akhir minggu lalu yaitu tanggal 5 April. Jumlah tersebut merupakan outflow terbesar selama 82 minggu.

Pasca kemenangan Trump, para investor berbondong-bondong masuk ke pasar saham dengan harapan bahwa janjinya utnuk memangkas pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur akan memacu tingkat inflasi.

S&P 500 mencapai level tertinggi pada kuartal pertama di tahun 2017 namun tiba-tiba menurun setelah Trump gagal untuk mewujudkan reformasi RUU kesehatan di kongres.

Pada 24 Maret, pemimpin House Republican menarik undang-undang untuk membatalkan RUU dari dewan pertimbangan karena sama sekali tidak mendapatkan dukungan dari kalangan mayoritas Partai Republik. keadaan ini menimbulkan meragukan mengenai sisa rencana yang Trump telah janjikan.

Data BAML menunjukkan outflow dari dana saham AS yang masih bertahan selama tiga minggu berturut-turut. Sementara itu, Eropa, Jepang, dan ekuitas negara berkembang memiliki inflow bersih sebesar $ 2,4 miliar.

Ekuitas negara berkembang mengalami kenaikan 12,8% dalam dolar sepanjang tahun ini. Saham negara India, Meksiko dan Korea naik lebih dari 16% dalam dolar. Sementara itu, ekuitas AS maju dengan hanya 5,8%. Outflows sebagian diimbangi oleh inflow ekuitas lainnya, yang mencapai $ 4,7 miliar, level tertinggi selama 40 minggu terakhir.

Sementara untuk dana obligasi masih memiliki performa yang lebih baik, menarik $12,4 miliar secara keseluruhan dan menyentuh level tertinggi selama 8 minggu. Dana obligasi peringkat investasi menyebabkan inflow sebesar $ 6,7 miliar, angka tertinggi selama 8 minggu.

Dana utang negara berkembang pun menarik minat para investor, dengan inflow $2.2 miliar.